Sabtu, 30 Desember 2017

Penyakit Muslimah Kekinian

Saya belajar dri seseorang yg hidupnya simple dan minimalis, cuma bbrp baju, dn bbrp barang yg di butuhkan.

Dulu pikiran saya si doi ini zuhud pisan, hehe,

Dan semenjak sy mengenalnya, dia banyak mengajarkan sy dgn hidup minimalis dn sederhana...

Mengajarkan sy untuk memberi, jika kamu dapat satu baju baru, maka satu baju lama kamu kasih ke orang lain


Dulu sy sendiri mempunyai penyakit mubazir, ya terhadap barang2 yg tdk di butuhkan dan barang2 yg tdk sy pakai

Mempunyai segudang baju, berdus dus kerudung, hijab, tas, jam tangan. Hem kaya orang jualan aja sudah itu hehe.

Sendal sepatu yang banyak padahal kaki cuma dua. (Klo mau berangkat bingung mau milih yg mana)

Yaa...
Kebanyakan orang sekarang ini sibuk dengan "ingin keliatan kaya" tapi dia sendiri lupa untuk "mempekaya diri mereka sendiri"

Ingat.. org kaya walaupun pke kaos murahan dia tetap org kaya.. tapi org yg kere pake baju mewah jutaan tetap aja dia kere

Oke lanjut...
Dan akhirnya sy mencoba untuk mengikhlaskan barang2 yg sy sayangi untuk di bagi bagikan...

Itu adalah moment yg berat menurut saya waktu pertama kalinya

Tapi semakin ke sini sy semakin sadar dan semakin mengerti

Akhirnya saya meminimalisir semuanya...

Dengan begitu sy merasa simple.. merasa nyaman, gak ribet, gak lama habisin waktu untuk memilih besok sy kuliah pke baju apa, kerudung apa dll.

Setelah menerapkan konsep hidup minimalis, saya merasa selama ini saya mengidap penyakit Obesistuff, memiliki terlalu banyak barang.

Sekarang saya coba untuk tidak membeli apa-apa sebelum barang yang saya pakai benar-benar rusak, nggak bisa dipakai lagi, atau habis. Sudah berjalan hampir setahun saya menerapkan hal ini. Alhamdulillah,  dengan barang-barang yang sangat sedikit, yang paling penting dengan barang yang saya punya, saya kayak punya ikatan batin gitu.

Lalu gimana memutus Obesistuff dalam diri kita?

Membangun ikatan emosional dengan apa yang saya punya, caranya dengan hanya membeli dan menyimpan barang yang benar-benar saya butuhin.

Paradigma ini benar-benar nolong saya banget, coba deh kalau kita punya sepuluh sepatu apakah perasaan kita ke sepatu-sepatu itu akan sama kalau kita cuma punya dua?

Saya yakin pasti nggak sama dengan hanya punya dua pasang sepatu sandal. Perlakukan ke mereka pasti lebih hati-hati, lebih sayang. Begitupun dengan barang-barang yang lain.

Saya pernah dengar juga, kelak di akhirat nanti kita akan yang ditanya tentang apa-apa yang kita miliki termaksud kita belanjakan untuk apa harta kita. Saya selalu terharu sendiri kalau ingat sirah obrolan Rasulullah dengan shahabat yang mempertanyakan kehidupan Rasulullah yang sederhana banget, baju di tambal-tambal, tidur ditikar yang anyamannya berbekas dipunggung beliau, dan banyak kesederhanaan beliau yang lain.

Masyaallah..

Ukhty fillah jangan sampai kita lebih fokus ke penampilan tapi melupakan hati kita

By : Yulianita Sari
Founder : ummat coklat
Ayue Collection
Ayue Production

http://yulianitasari87.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar